Setiap pagi, kemacetan terjadi. terakhir dalam ingatan saya, pagi dimana terlihat tidak begitu macet yaitu di tahun 1996. sekarang jika belum sampai tol jam 5 pagi maka dapat dipastikan akan terlambat sampai di kantor. begitu dengan kejadian dimana jika pulang kerumah masih di bawah jam 8 malam maka dapat dipastikan juga jalanan belum juga terurai dengan baik.
kalau diamati dengan baik, yang tetap bergerak maju pada saat macet parah di jalan umum adalah kendaraan roda dua, ya motor.
Suasana ibukota ini dan sekitarnya membutuhkan motor sebagai kendaraan anti macet. Dengan seliter bensin mampu membawa kendaraan ini sejauh 20 -40 km. kendaraan motort ini juga ramping sehingga tidak terlalu memakan tempat untuk kendaraan dalam kota. pemakaian parkir juga tidak memakan tempat
kalau berandai andai, andaikan motor tidak ada apakah akan tidak macet? menurut saya dengan tidak adanya motor maka ibu kota akan tetap macet yang tersisa adalah mobil, yang beroda empat dan memakan ruangan dijalan. apalagi dengan iklim jakarta yang tidak mau mengalah adalah salah satunya sehingga jika ketemu antar mobil di tikungan tikungan tajam maka salah satu harus berkorban atau akan menjadi macet.
jika di lakukan kebalikan situasi andaikata semua mobil tidak ada yang ada hanya motor, saya yakin kemacetan hanya terjadi pada saat hujan sebab pemotor akan berhenti seenaknya jika hujan itu tiba. selain itu kemacetan akan hampir tidak ada sebab dalam kemacetan saja motor dapat bergerak, apalagi tanpa kendaraan mobil, dijamin plong.
dari segi BBM khususnya bensin, dapat lebih hemat, 1 liter 16 km di banding 1 liter 25 km.
Ijinkan motor menjadi solusi anti macet. jalan sudirman hanya boleh dilalui motor atau roda Dua dan lain lain, maka yang terlihat adalah jalan lancar.