Memang sulit dipungkiri bahwa hidup disebuah negara yang
membebaskan orang untuk beragama dan menjamin kebebasan beragama, ejekan antar agama
atau menghambat perkembangan agama minoritas pasti terjadi, khususnya
negara yang terlalu berTuhan layaknya Indonesia.
Seperti biasa,
kenalan baru setelah beberapa jam berbicara kesana kesini, kembali
ketopik yang sangat sensitif, Agama. topik yang dapat mengantarkan
orang-orang agama minoritas ke tindakan Masa.
Omongannya sedikit
memancing debat. tapi menurut pengamatanku yang ku ajak debat ini
bukan orang yang fair yang berani berbicara hitam diatas putih tanpa
tersinggung mendalam.
Dia mengarahkan semua pembicaraan kesemua
kelemahan di Agama yang saya anut. Aku iyakan semua yang saya tahu
betul mengenai agama yang saya anut namun beberapa ada yang salah
mengerti, saya coba luruskan. namun seperti layaknya berdebat tidak sehat. kelihatannya kawan ini tidak terima dan terus
mengasak agresif.
Setelah beberapa jam berpidato,akhirnya dia menurunkan
tingkat agresifitasnya, aku pun mulai memasukkan pola pikir saya. aku
membimbing pola pikirnya kearah Iman itu tidak logis dan jauh dari
rasional. jadi jangan pernah berbicara rasional atau logis mengenai
agama sebab ketidaklogisan atau ketidakrasionalan agama akan diklasifikasikan sebagai kuasa Tuhan yang biasa disebut mujisat. ketika
ada agama yang menyebutkan ada mujisat, berarti agama itu tidak
rasional.
Coba
semua kejelekan yang kamu cari di agamaku kamu coba cari diagamamu.
pasti ada, sebab semua kitab yang ada bukan Tuhan langsung yang tulis, tapi
memalui perantara manusia, sedangkan manusia tempat hilaf dan lupa, tentunya pasti ada yang ditambah atau dikurangi. kalau kamu belum menemukan, berarti kamu belum mendalami,
sebab agama yang masih memakai kata mujisat pasti agama tidak rasional dan
logis. Sudah cintailah Tuhanmu dengan aturan yang menurutmu dari
Tuhanmu, dan akupun demikian, sebab mahluk yang berjuluk" Tuhan" saja
sudah tidak rasional, jangan pake ilmu Taqia mu, jujurlah kepada
diri sendiri adalah hal yang lebih baik. Jangan lupa "Tuhan" adalah mahluk yang di
percayai dengan iman bukan dengan Logika atau rasional.
Pembicaraan
selesai, dimukanya ada sedikit perubahan, semoga paham agama yang kamu
dan saya anut tidak rasioanal dan jangan menjelekkan agama dengan
landasan rasional. Dan agamamu adalah agamamu dan agamaku adalah
agamaku. Jangan jadi permusuhan karena Agama. Malu sama Tuhan.