Sebuah kesaksian dari orang yang menanti hukuman mati cukup membuat orang yang mendengar dengan mudah untuk menyalahkan atau membenarkan baik pelaku atau korban, dengan cepat menjadi hakim. Sebut saja jika sebuah pertanyaan yang menanyakan perkara yang menyebabkan orang setengah baya tersebut menerima hukuman mati. "kalau dia punya nyawa dua, aku bunuh dua-duanya", katanya menjawab pertanyaan dengan percaya diri dan tanpa penyesalan dan ketakutan untuk ,menerima upah dari perbuatannya yaitu mati.
Apa yang didapat dari pembunuhan itu adalah ketenangan jiwa dari pelaku. Pelaku ini siap menghadapi Tuhan dengan perbuatannya, dia yakin, dan kalau Tuhan adil, aku pasti tidak salah dan kalau pun salah, aku sudah cukup puas di dunia ini selalu menjadi jawaban yang menunjukkan nilai kebenaran yang dia miliki. Pupil matanya membesar menunjukkan kepuasan dan senyum tanpa penyesalan.
Kalau melihat kebelakang, banyak hal yang membuat manusia mampu mengeluarkan darah sesama manusia. Di dalam beberapa agama, ada beberapa agama yang pro dan kontra akan hal ini. pada agama yang dibawa sama orang yang tidak pernah membunuh orang bahkan menghidupkan beberapa orang, membunuh orang adalah hal yang sangat dibenci, dan dimurkai, dengan alasan apapun. Untuk agama yang pro dalam menumpahkan darah, agama ini mengaminkan menumpahkan darah oranglain atas dasar kepentingan agama dan Tuhannya dan menjanjikan kehidupan yang indah jika mati dimedan perang tersebut. Ada juga yang menganjurkan pengikutnya untuk mengasingkan diri dan mematikan keinginan duniawi sehingga yang baik dan yang jahat tidak menjadi hal-hal yang perlu diusik lagi, apalagi menumpahkan darah, bahkan ketika nyamuk mengigitpun tidak dianjurkan oleh agama ini untuk menghalau tanpa menyakiti nyamuk yang mengigit tersebut atau membiarkan nyamuk tersebut mengisap darah orang tersebut sampai kenyang dan membiarkan nyamuk tersebut terbang bebas.