Dari tempat saya berada sekarang, akan diadakan pemilihan umum, modal untuk kampanye salah satunya adalah harga BBM naik, Indonesia dan Cina sudah menaikkan harga, sedangkan disini tidak akan menaikkan harga minyak sebagai bukti kerja keras pemerintahan ini, kata seorang pembesar pemerintahan tempat saya merantau ini. lumayanlah buat menarik golongan orang yang berpendidikan rendah sebab golongan inilah yang di incar untuk menaikkan suara sebab golongan ini jumlahnya banyak. tentunya sambil menahan malu sebab dinegara ini golongan cerdik pandai juga banyak tapi tentunya jauh jumlahnya jika dibandingkan orang yang berpendidikan rendah.
kembali ke Indonesiaku.
cukup mengingatkan aku akan masa-masa menjatuhkan Suharto, Mbah tercinta Indonesia. saya pun waktu dulu melakukan demo setengah hati sebab saya yakin, koruptor pasti aja saja, kecuali kalau pemimpinnya kayak negeri cina, sistem mati sekaligus, yakin baru habis. tapi memang begitu. kebanyakan manusia ini kepentok dulu,baru berhenti atau tangan putus dulu baru bilang tobat ngebut dan lain hal sebagainya.
kalau mencari gambar polisi yang terluka akibat kenaikan BBM ini sangat sulit didapatkan. logikanya mudah. Polisi memang dilatih untuk menghadapi seperti ini. banyak yang terluka dari pendemostran karena mereka tidak dilatih untuk situasi seperti ini. tapi tentunya semua ini sudah diperhitungkan oleh pemerintah Repoblik Indonesia, sudah diperhitungkan darah yang akan tercurah, dan darah itu lebih murah nilainya daripada nilai BBM. dikedua belah pihak mengatasnamakan Bangsa.
Angka yang cukup mengagetkan buat orang tidak terbiasa bermain dalam hal perhitungan dibelakang meja. tapi kalau ini betul, mau kemana Indonesia ini akan dibawa. tapi tentunya waktu Bapak Kwikkiangie jadi mentri BBM juga naik. kalau masalah harga, Suharto jagonya, 1 Dolar dihargai 2000 rupiah sama Indonesia, harga yang sampai sekarang belum bisa terkalahkan. kalau teringat hal ini, saya malu mendemo Pak Suharto.
disini juga kita tahu Indonesia mempunyai minyak diperut bumi, tapi harus mengikuti harga pasaran dunia. saya bayangkan opung saya seorang tukang keramik, dan menjual keramik itu ke saya dan keluarga ketika menginginkan barang itu untuk hiasan rumah dengan harga yang sama dia jual ke turis atau orang lain yang bukan keluarga. menurut nilai-nilai kemanusiaan Indonesia yang tidak tertulis ini tidak biasa. kadang beliau memberikannya gratis atau memberikannya dan menerima berapa saja uang yang kami lipatkan kepadanya. tentunya kami pun melakukan hal yang sama kepada beliau.
Indonesia adalah opung ku, dan minyak itu adalah keramik dia, saya yakin kalau dia yang mempunyai minyak itu dia akan melakukan hal yang sama memberikannya gratis atau harga alakadarnya karena keluarga. diakhir cerita tanah liat dibelakang rumahnya habis, diapun mulai membeli dari tetangga dan tetap harga yang dia berikan ke kami adalah tetap harga keluarga. dan ketika dia sakit dan tak mampu menjalani kehidupandia sendiri, kami bergantian membantunya menjalani hidup tanpa minta bayaran sebab kami berkeluarga.
intinya adalah Indonesia adalah keluarga, jangan pernah keluar kata rugi dari kepala keluarga besar Indonesia. apalagi kata rugi diadopsi dari landasan pemikiran orang diluar negara Indonesia.
Diakhir Demo Suharto mundur, sebab ketidak sangupan beliaulah kurang lebih. sebelum mundur beliau pura-pura bergeliat ular dengan mengantikan beberapa menterinya untuk mencoba menyelamatkan pemerintahannya, tapi saya salut. beliau hanya melakukan sandiwara pergantian menteri hanya satu kali dan kemudian mundur teratur semenjak demo mulai terjadi bukan berusaha bertahan dan mendongengkan hal-hal yang menjanjikan keceriaan. Dulu juga jelas tidak ditemukan gangster sebab pak petrus ada (Penembak Misterius), sedikit kejam, tapi kalau mau melihat dengan kepala dingin sama aja, sekarang juga begitu banyak yang mati. setidaknya dulu lebih aman dan makanpun boleh tambah bagi kalangan rakyat berpenghasilan kecil.
Menang adalah kekalahan disisi lain, kekalahan adalah kemenangan disisi lain. disetiap darah yang terrcurah akan terbayarkan lunas dengan keberhasilan yang bersinar-sinar. kalau harga darah rakyat sudah dibawah harga politik, dan kata rugi sudah tercurahkan untuk keluarga sendiri, pertanda kekeluargaan sudah selesai.