Beberapa hari lalu seorang kawan datang
kepada saya, dia berkata diacara makan malam tahun sebelumnya dia tidak puas sebab
hanya mendapat makanan sedikit. setelah berbicara beberapa lama akhirnya aku tahu penyebabnya yaitu satu meja hidangan ditempati 10 orang, dan dia mendapati
dirinya terpaksa duduk dibangku yang penuh kursinya, meja yang sudah diisi oleh 9 orang berbadan
gemuk, dan hanya dia saja yang berbadan kecil dan agak malu-malu pula pembawaan orang ini. Atas nama
pergaulan dia pun kekurangan makan. Sembilan orang tersenyum puas, satu orang
tersenyum kurang puas, senyuman sekedar menutupi kekecewaannya pada malam itu.
Setelah mendengar keluhkesah itu, dia agak keberatan untuk ikut lagi acara makan malam yang diadakan oleh perusahaan tempat kami bekerja. Aku juga memahami posisi orang ini, dalam perusahaan ini level dia terpasuk pegawai level bawah, dimana makanan yang disediakan berbeda dengan level-level atas. walaupun aku bukan siapa-siapa diperusahaan ini, tapi beberapa orang atas dekat dengan saya sebab menurut mereka banyak ide-ide segar yang mereka dapatkan bila mengajak saya berdiskusi. dan kebetulan dari departemen ini salah satu orang besar tersebut tidak hadir dan menitipkan kartu undangannya kepadaku. dan akhir cerita, kawan yang belum pernah mendapatkan makanan enak dan berlebih selama 10tahun bekerja diperusahaan ini dapat makan kenyang dan membawa dua
bungkusan makanan yang tidak terjamah dari atas meja kami.
Memang hari itu rejeki besar. meja orang atas yang kami dapatkan untuk dua orang ketika kami datang belum berpenghuni. Dengan sedikit keberanian dua kursi ku pindahkan keluar ruangan
yang berarti tinggal tempat untuk delapan orang, sisa tempat duduk diduduki oleh wakil-wakil departement yang tidak saling kenal 3 laki-laki kecil, dan 3 perempuan langsing yang berarti bukan tipe orang yang mau makan berlebih. maklum perusahaan besar dengan anak perusahaannya sudah membuat 1000 kursi adalah harga mati untuk acara gabungan perusahaan dan anak perusahaannya. makan semua jenis makanan secara berlahan namun pasti, pulang belakangan untuk menghindari malu ketika membungkus makanan yang tidak terjamah oleh orang lain. dua bungkusan siap dibawa untuk anak dan istrinya dirumah. untuk mendapat rejeki cukup kadang diperlukan rencana keberanian dan usaha lebih, dan biarkan Tuhan mengerjakan apa yang harus dia kerjakan seperti undangan makan yang tidak dihadiri oleh bos besar tersebut. intinya kerjakan apa yang bisa dikerjakan sebagai manusia dan biarkan Tuhan mengerjakan apa yang biasa buat Tuhan.