Kalau ditarik garis kelompok terdapat dua garis kelompok, kelopok pertama adalah takut mati dan kelompok kedua adalah orang yang tidak takut mati bahkan tidak perduli sama sekali dengan kematian itu.
Kalau dilihat lebih dalam lagi, kelompok yang takut mati melakukan ketakutan itu karena sesuatu, tidak beda dengan orang yang cendrung tidak takut bahkan tidak perduli dengan kematian, meraka juga melakukan itu karena sesuatu.
Dulu sewaktu mahasiswa, saya mempunya teman wanita, berasal dari keluarga menengah, bapak seorang tentara dan ibu seorang guru. saya dekat dengan dia disebabkan pancaran kharisma melankolis, saya selalu tertarik dengan wanita yang terlihat susah dan punya beban hidup yang berat. seperti istri saya sekarang, dulu dia pun begitu. dia termasuk wanita yang belum berhasil ku bebaskan dari rasa penderitaannya, yang kulakukan dengan merobah cara pandang dengan dunia yang kita hadapi. setiap perbincanganku dengan dia, selalu diakhir dengan permintaannya untuk memberhentikan pembicaraan dan membujukku untuk segera menaiki motor dan ngebut sekencang-kencangnya saya bisa. beberapa kali aku hampir nabrak dan beberapa kali hampir adu jotos dijalan, tapi sukur tidak terjadi.
Aku melihat ada kepuasan diwajahnya ketika kami hampir celaka. matanya berbinar dan senyumnya merekah. pernah kutannya mengapa dia suka sensasi itu? dia bilang hidup dia membosankan.
Akhirnya dia meninggal disuatu kecelakaan jalan raya, 2 bulan setelah lamaranku dia tolak secara halus, dia meninggal dengan pacar barunya diatas sebuah sepeda motor yang di bawa dengan kecepatan tinggi.
Saya, mendengar dari pembicaraan orang bahwa dia meninggal walaupun wajahnya terdapat luka namun terlihat senyum kepuasan.
Tuhan menciptakan kelahiran, Tuhan menciptakan kematian. kelahiran adalah awal dari pelayaran masalah didunia ini, dan kematian adalah akhir semua pelayaran, jawaban dari semua pertanyaan yang pernah ada di dalam kepala sebab kematian membawa yang hidup kembali kepada yang punya kehidupan dan semua jawaban, maka yakinlah jawaban itu ada disana.
Kalau dilihat lebih dalam lagi, kelompok yang takut mati melakukan ketakutan itu karena sesuatu, tidak beda dengan orang yang cendrung tidak takut bahkan tidak perduli dengan kematian, meraka juga melakukan itu karena sesuatu.
Dulu sewaktu mahasiswa, saya mempunya teman wanita, berasal dari keluarga menengah, bapak seorang tentara dan ibu seorang guru. saya dekat dengan dia disebabkan pancaran kharisma melankolis, saya selalu tertarik dengan wanita yang terlihat susah dan punya beban hidup yang berat. seperti istri saya sekarang, dulu dia pun begitu. dia termasuk wanita yang belum berhasil ku bebaskan dari rasa penderitaannya, yang kulakukan dengan merobah cara pandang dengan dunia yang kita hadapi. setiap perbincanganku dengan dia, selalu diakhir dengan permintaannya untuk memberhentikan pembicaraan dan membujukku untuk segera menaiki motor dan ngebut sekencang-kencangnya saya bisa. beberapa kali aku hampir nabrak dan beberapa kali hampir adu jotos dijalan, tapi sukur tidak terjadi.
Aku melihat ada kepuasan diwajahnya ketika kami hampir celaka. matanya berbinar dan senyumnya merekah. pernah kutannya mengapa dia suka sensasi itu? dia bilang hidup dia membosankan.
Akhirnya dia meninggal disuatu kecelakaan jalan raya, 2 bulan setelah lamaranku dia tolak secara halus, dia meninggal dengan pacar barunya diatas sebuah sepeda motor yang di bawa dengan kecepatan tinggi.
Saya, mendengar dari pembicaraan orang bahwa dia meninggal walaupun wajahnya terdapat luka namun terlihat senyum kepuasan.
Tuhan menciptakan kelahiran, Tuhan menciptakan kematian. kelahiran adalah awal dari pelayaran masalah didunia ini, dan kematian adalah akhir semua pelayaran, jawaban dari semua pertanyaan yang pernah ada di dalam kepala sebab kematian membawa yang hidup kembali kepada yang punya kehidupan dan semua jawaban, maka yakinlah jawaban itu ada disana.