Pengumuman

Selamat datang, jika terbantu dengan artikel, tolong click IKLAN yang ada untuk saya, terimakasih atas kebaikannya. jika ada yang di tanyakan silahkan langsung email ke taringdoberman@yahoo.com; welcome, have a nice reading, Please click commercial for me if you found my article is usedfull for you, you can contact me at taringdoberman@yahoo.com to share anything

Friday 11 November 2011

Mati itu Indah

Seorang wanita, 35 tahun, duduk santai selepas diskotik tempat dia bekerja tutup.  Dia duduk di warung makan beberapa puluh meter di belakang bar tempat dia biasa bekerja, beberapa meter dari tempatnya kost. 

Sikapnya sungguh berbeda jika dibandingkan ketika ia sedang melaksanakan kerjanya di bar diskotik sebagai pelayan yang penuh dengan suara bising musik ,asap rokok dan tangan-tangan jahil, dibanding ketika bersantai setelah pulang kerja di warung makan atau ketika dia sedang berada ditempat kosnya. Dia cendrung diam dan tidak tertarik untuk berbicara dengan penghunui kost lainnya. 

Sering kulihat beberapa kali dia memandang jauh sambil mengisap rokoknya dalam-dalam.  kadang sesekali isapan dalamnya sudah hampir menghabiskan seperempat dari batang rokok mild mentol yang biasa di hisap oleh kebanyakan kaum perempuan yang bekerja di lokasi-lokasi hiburan malam.

Sudah beberapa bulan dia menjadi teman dekat ku waktu itu,.  boleh dibilang kekasih, namun sepanjang perjalan percintaan itu, aku belum berhasil membuka borok luka dihatinya yang saya yakin akan membunuhnya disuatu hari.

Dia jarang menceritakan diri sendiri, hanya yang kutahu, ayah tirinya memperkosanya ketika dia berumur 16 tahun dan terus berlangsung sampai dia berumur 17 tahun.  kejadian itu berhenti ketika dia memutuskan untuk meningalkan rumah dan berjanji kepada diri sendiri untuk tidak kembali.  Sudah tak terhitung berapa kali orang itu menidurinya sampai dia hampir-hampir menerima bahwa itu adalah takdirnya.  tapi setelah berpikir untuk kedua kalinya dia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah.

Semenjak ia meninggalkan rumah, dia melanjutkan hidupnya di tempat hiburan malam, selalu berganti ganti tempat tergantung kepada gaji yang di tawarkan dan sejarah besarnya tips rata rata perhari.  parasnya yang cantik dan berperawakan tinggi semampai membuatnya sangat  menarik dan selalu membuatnya menjadi bahan pembicaraan hidung belang yang banyak menghabiskan waktunya di lokalisasi hiburan malam. kadang dia pun tidak menolak untuk melayani nafsu orang-orang itu yang mau membayarnya dengan mahal tapi tentunya selalu mengunakan kondom, ceritanya kepadaku.

Suatu malam, disaat duduk dipinggiran salah satu jalan di kota Jakarta, tempat makan lesehan murah meriah yang biasa kami singahi,  dia memelukku dan membisikan sesuatu kepadaku, bisikannya "mati itu indah dibanding hidup, itu perasaanku ya abang sayang". setelah membisikkan itu dia terus menutupkan matanya dan menidurkan kepalanya didadaku dan memelukku erat sekali seakan mau meremukkan tubuhku di dalam kekosongan dan kebenciannya dengan kehidupan ini.  kubelai rambutnya dalam-dalam dan memberinya segelas minuman beralkohol yang selalu kuselipkan di pinggangu untuk menenangkan dirinya sebab aku pun mempunyai perasaan yang sama dengannya.

Aku melihatnya dalam dan dalam lagi di kedua matanya, ada perasaan sedih, hatiku hancur seketika, diriku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. dibenakku terasa Aku pasti akan kehilangan lagi seseorang yang kurasa sangat kubutuhkan untuk menghabiskan sisa hidup yang membosankan ini.  andaikan bunuh diri di terima Tuhan, halal dimataNya sudah lama aku melakukan itu, aku tak paham kenapa aku lahir kedunia ini.

Kucium rambutnya yang beraroma wangi kayu pinus bercampur bau diskotik.  teringat dulu waktu aku menyatakan cinta kepadanya, beberapa puluh kali aku menyewanya layaknya laki-laki pencari pemuas nafsu lainnya dengan pelacur, ketika aku melakukan itu, aku selalu memanfaatkan masa pertemuan itu untuk menyatakan cintaku, dan setiap pertemuan aku tak pernah menidurinya layaknya orang yang sudah membayar untuk layanan nafsu, bahkan menyentuhnya pun tidak.  selalu begitu sampai suatu saat  dia babak belur dipukul seorang yang berkuasa dan tidak membayarnya untuk layanan itu.  Waktu itu aku mendapatinya dengan bibirnya pecah dan mukanya bengkak sedang terduduk di bangku diskotik sambil ditemani bapak ayam dan teman pelacur lainnya.  tanpa pikir panjang kuangkat dan kubawa pulang ke tempat aku tinggal, aku merawatnya beberapa hari sampai luka-lukanya sembuh, dan memperlakukan dirinya layaknya wanita terhormat. beberapa kali dia melemparku dengan botol minuman keras untuk mencoba membuatku membenci dirinya karena dia mulai sadar akan rasa cinta yang dia miliki untukku. pada akhirnya kuserahkan kepalaku untuk dipukulnya diujung pernyataanku mengenai cinta yang kupunya khusus buat dia.  satu pukulan saja sudah membuat kepalaku berdarah.  darah itulah yang kupakai untuk membuktikan aku betul-betul membutuhkan cintanya untuk melanjutkan hidupku.  aku membutuhkan orang yang membeci hidup ini dan hanya mencintai diriku dan aku tahu dia wanita yang kucari yang dulu pernah kupunyai dan kehidupan ini mengambilnya dariku dengan kematian. wanita sejenis yang setelah kepergiannya  itu aku menjadi lebih suka berdiam diri dan semakin membenci kehidupan.
Pukulan itu mengenai kepala ku saat itu, darah meleleh berlahan, berlahan dari posisi duduk disampingnya langsung jatuh tertidur tepat di pangkuannya. Dia menangis sejadi-jadinya, dia memelukk aku dan berusaha memberhentikan darah yang mengalir dengan bajunya yang dirobekkan dari lengannya.  kupegang tangan wanita itu dan kukatakan, aku tak ijinkan kau memberhentikan darah ini sebelum kau mencicipirasa darahku, cicipilah agar kau kenali aku, orang sepertimu yang sangat mencintaimu, rasakanlah cinta didarahku pintaku berlahan dengan membisikkan permitaan itu ditelinganya sambil mengoleskan darah yang melekat di tanganku ke bibirnya.  setelah itu semuanya terlihat berputar dan samar dan berakhir gelap

keesokan paginya setelah sadar kudapati kepalaku sudah terbalut dan aku menyadari ada sebuah tangan yang memelukku erat kedadanya.  Aku berusaha lebih menyadari dimana aku berada dari gelap berlahan terang dan akhirnya kukenali aku berada dipelukan seorang wanita yang sangat aku cintai, wanita dengan noda merah dibibir, noda darah kering tanda pasti untukku dia sudah menerima cinta yang kutawarkan. kali itu aku mencium bibirnya pertama kali dan merasakan darahku sendiri yang kering di bibirnya.  pada saat bibirku menyentuh bibirnya,saat itu pula dia tersadar dari tidurnya dan membalas ciumanku dengan cinta.  semenjak itu dia menampakkan rasa cintanya kepadaku. 

kadang terpikir, dia pun sudah tahu siapa aku sebenarnya, seseorang orang yang penuh dengan kekecewaan hidup, dendam dan diam sebagai jawaban dari sebagian besar kasus yang kuhadapi.  aku tahu aku dan segala yang ada padaku tak mampu mengisi kekosonganmu, tapi, ijinkan aku menemanimu disini sampai engkau betul-betul merasa tidak sendiri, sebab akupun tahu perasaan itu..

Aku melihatnya dalam dan dalam lagi, dia membalas aku dengan senyuman manis seperti biasa. aku tak tahu akan arti senyuman-senyuman itu.

kesokan harinya dia ditemukan mati overdosis, tepat disebelah mayatnya tertulis surat buatku, aku senang bersamamu aku sangat sayang kepadamu, hal terindah kedua setelah kebersamaan ku dengan ayah kandungku.  maafkan aku karena tak bisa menemanimu meneruskan hidup ini, aku takut kamu akan menyesal nanti. dia mati sambil memelukku erat persis seperti detik dia menerima cintaku.

Isi suratnya cukup membuatku menginap di penjara beberapa bulan tapi aku tak perduli, bahkan kalau saat itu kepalaku dilepaskan dari badan ini aku pun tak perduli, dunia ku gelap sekali lagi. beberapa kali percobaan bunuh diri dipenjara gagal kulakukan, dan akhirnya aku bebas karena dianggap orang stress dan kurang waras.
setelah diusir dari penjara,  kulangkahkan kaki mengikuti jalan, kadang berlari kadang duduk sebentar, memukul kepala sendiri. jika keadaan memungkinkan aku sekali-kali berteriak keras sesekali tertawa tak tentu arah.

Aku memutuskan pindah dari kontrakan tempatku biasa tinggal dan mengembara lagi mencari jawaban dari berbagai pertanyaan dikepala.  semoga kau menemukan hidup indah disana, Aku kecewa kepadamu karena tak memberikan kesempatan dan sisa hidupmu kedapada ku. Aku kecewa kepada diriku sendiri karena tidak mampu mengisi kekosongan hidupmu.
Bantu aku mencari seseorang yang mau tetap hidup bersamaku bisikku dikuburannya yang masih tak bernisan.  Setelah meneteskan darah dikuburannya dari sobekan lengan yang kulakukan dengan pisau lipat. aku pun berlalu.  tetesan darah ini untuk kebersamaan dan kekecewaan yang takpernah kulupa dengan mu ucapku ketanah yang masih basah itu.  irisan kedua dilengan ku. aku meninggalkan semua mimpi yang pernah terucap bersamamu disini sayangku. doakan aku untuk sepi yang dalam yang harus kujalani untuk kedua kalinya. aku sungguh merindukan kalian berdua. tunggu aku di pintu kematian, sebentar lagi cintaku.