Pemilihan anggota parlement sudah berlalu di bulan April ini, jelas terlihat dinamika yang terjadi di dalamnya. partai Demokrat turun, Partai PDI tidak melonjak pemilihannya walaupun sudah mengadang Jokowi yang dicintai banyak orang menurut survei, ada juga yang cukup menggagumkan dengaan peningkatan 3 kali lipat suara yaitu Gerindra.
Capres yang terlihat sementara adalah ARB, Jokowi, Bang Rhoma, dan Prabowo. Yang belum terlihat jelas adalah siapa yang akan jadi wakil presidennya. ada kemungkinan negosiasi antar politik atau mengambil orang umum yang dianggap Profesional. Beberapa orang mempunyai latar belakang hitam yang mungkin cukup mencoreng dan mengurangi nilai kebenaran dari niat tulus mereka untuk nusa dan bangsa.
Suka atau tidak suka Indonesia pernah berjaya ditangan mantan militer yaitu Soeharto. terlepas bagaimana jahatnya dia mengambil kekuasaan dari Bung Karno. saya ingat waktu itu teman-teman mahasiswa dan saya juga ikut didalamnya berdemo dengan teriakan hapuskan KKN dengan semangat siap berkorban untuk anti KKN tersebut, entah itu ditungangi atau tidak yang jelas pada saat itu saya paling benci dengan istilah KKN. pada hal setelah berkomunikasi dengan banyak orang tua, bukan KKNnya yang salah tapi menyalahgunakan KKN untuk memperkaya diri sendiri dan golongan yang salah sebab KKN sangat dibutuhkan untuk dunia keagamaan dan masuk surga.
Setelah Soeharto turun, KKN lebih parah dan berlanjut dan mengerikan sampai penegak hukum pun tidak sedikit yang tersangkut hal ini. jadi agak malu terhadap diri sendiri yang ikut berdemo. Setelah membandingkan kehidupan jaman Soeharto dan jaman sesudah Soeharto, banyak perbedaan yang menjurus ke level lebih negatif. contoh Minimal dulu Indonesia di segani negara-negara tetangga. sekarang hal ini sudah tidak terlihat lagi, bahkan sampai dilecehkan oleh negara tetangga misalnya terungkapnya negara tetangga yang memata-matai Indonesia dan indonesia tetap adem ayem dan memakai politik pendinginan masalah dengan waktu yang berjalan, tragis.
Militer, terlatih dengan sistem kerja yang sitematis dan dilengkapi degan kedisiplinan. mantan militer soeharto dan SBY pernah memimpin dan sby sedang memimpin bangsa ini, tapi tetap memiliki perbedaan yang mencolok. pada saat kepemimpinan Soeharto, indonesia menjalani jaman keemasannya. Jaman SBY saya pribadi merasa susah dengan kenaikan biaya hidup yang ada dan melihat orang yang lebih susahdari saya yang kerap mengeluh khususnya yang hidup dikota besar walaupun secara statistik meningkat penghasilan perkapita dari 33,5 juta menjadi 36,5 juta.Badan dunia juga mengakui. tahun 2005-2008 menurun 0.8 persen menurut badan-badan internasional, atur saja, sebab data statistik bisa saja di permainkan demi kepentingan tertentu. tapi kalau itu benar di rasakan tentunya suara partai demokrat harusnya meledak-ledak. tapi kalau itu benar, suatu keberhasilan besar buat bangsa.
Kembali lagi keranah pembandingan kepemimpinan eks militer ini,Saya pikir, disini yang kurang adalah jiwa Nasionalisme dan berani membela negara sendiri. Di jiwa Bapak Soeharto, negara Indonesia adalah harga dirinya jadi dia berani mempertahankan harga diri Indonesia dengan jiwa patriotnya. Kalau Jiwa pemerintahan sekarang tergambar jelas dengan negara tetangga yang tidak segan lagi mempermainkan Bangsa Indonesia. lebih bagus lagi jika orang tersebut sudah berani ambil resiko dikecam untuk tetap mempersatukan bangsa dan menegakkan kebenaran. bukan melepaskan bagian dari tanah air indonesia dengan alasan demokrasi.
Prabowo, seorang negarawan, dan tegas, menurut saya adalah salah satu yang perlu di perhitungkan dan secara pribadi saya memilih beliau apalagi bibitnya dari salah satu pendiri perekonomian bangsa Indonesia. Memang beliau mempunyai coreng hitam di tanjung priuk ada korban jiwa disana, dan lain hal sebagainya. tapi menurut pendapat saya minimal dia belum pernah menghianati bangsanya. untuk wakilnya alangkah indahnya jika disandingkan dengan Pak Kalla, sang pendamai masalah poso, penuh nyali dan tulus terbuka, pembawaan orang yang pantas mewakili pemimpin bangsa.
Untuk menjadi pemimpin bangsa yang menurut saya yang sedang acak kadul, dibutuhkan ketegasan militer,tangan besi yang diimbangi jiwa kebapaan yang juga tegas.
Prabowo dan JK, jika ini bersatu saya dengan bangga akan mengusung mereka disetiap pembicaraan politik yang saya lakukan.
Tapi tidak lepas dari kekawatiran jika beliau terpaksa berduet dengan orang yang tidak sevisi dengan alasan suara dan partai politik. jika initerjadi kemungkinan Indonesia menjadi baik mungkin ada, tetapi ketika berurusan dengan politik, berarti berurusan dengan kepentingan. berarti berurusan dengan kepentingan golongan, berarti kemungkinan agak susah untuk memihak rakyat sebab rakyat yang menjadi bahan permainan politik.
Semoga Bapak Prabowo mampu menjadi orang yang beridealisme dan berani mengambil keputusan tanpa takut dengan golongan lain. jika ini tidak terjadi, sangat disayangkan.