Enam bulan di luar pulau jawa mencari penghidupan membawaku kepada kehidupan kembali rasa kemanusiaan yang dulu sudah terbenam jauh di dalam lumpur hati.
enam bulan dengan berkutat dengan hewan dipinggiran hutan membuat mata dan kepala jarang bersentuhan dengan pemandangan yang mengharukan seperti anak-anak mengemis, nenek-nenek memulung. Orang-orang yang makan makanan enak namun diluar terlihat orang yang masih mempermasalahkan apa yang dimakan.
ya aku juga tahu ada konspirasi menjual iba yang juga merupakan bisnis yang kadang di bekingi aparat. atau hal yang sama yang dilakukan oleh TV yang menjual iba untuk mengisi pundi-pundi apapun maksud pundi-pundi itu.
Kadang terpikir aku yang tidak normal atau orang diluar aku yang tidak normal, sebab normal adalah sesuatu yang mengacu dengan kebenaran umum.
Hari mulai gelap, kuparkirkan motor yang ku kendarai di pinggiran kota Jakarta mencari tempat untuk menghabiskan masa liburan terbatas untuk anak dan istri dan calon anak yang masih umur 3 bulan di dalam rahim istriku. harapan dan doaku hari ini adalah semoga nasibku mengantarkan aku kepada orang-orang yang berpikiran sama dan bergerak bersama untuk melakukan perubahan yang mengarah kepada konsep menekan kemiskinan atau menjual kemiskinan untuk membiayai progaram pengentasan kemiskinan yang mungkin di usung oleh kumpulan apapun itu. atau bertemu dengan pengusaha yang akan mengajakku menjadi pengusaha dan keberhasilan akan kubagikan minimal di lingkungan miskin tempatku tinggal sekarang.