Pengumuman

Selamat datang, jika terbantu dengan artikel, tolong click IKLAN yang ada untuk saya, terimakasih atas kebaikannya. jika ada yang di tanyakan silahkan langsung email ke taringdoberman@yahoo.com; welcome, have a nice reading, Please click commercial for me if you found my article is usedfull for you, you can contact me at taringdoberman@yahoo.com to share anything

Saturday 28 December 2013

Semua Agama Jelek Semua Agama Baik, Tergantung Dimana Anda Berdiri.

Memang sulit dipungkiri bahwa hidup disebuah negara yang membebaskan orang untuk beragama dan menjamin kebebasan beragama, ejekan antar agama atau menghambat perkembangan agama minoritas pasti terjadi, khususnya negara yang terlalu berTuhan layaknya Indonesia.
Seperti biasa, kenalan baru setelah beberapa jam berbicara kesana kesini, kembali ketopik yang sangat sensitif, Agama.  topik yang dapat mengantarkan orang-orang agama minoritas ke tindakan Masa.  
Omongannya sedikit memancing debat.  tapi menurut pengamatanku yang ku ajak debat ini bukan orang yang fair yang berani berbicara hitam diatas putih tanpa tersinggung mendalam.
Dia mengarahkan semua pembicaraan kesemua kelemahan di Agama yang saya anut.  Aku iyakan semua yang saya tahu betul mengenai agama yang saya anut namun beberapa ada yang salah mengerti, saya coba luruskan. namun seperti layaknya berdebat tidak sehat. kelihatannya kawan ini tidak terima dan terus mengasak agresif.
Setelah beberapa jam  berpidato,akhirnya dia menurunkan tingkat agresifitasnya, aku pun mulai memasukkan pola pikir saya.  aku membimbing pola pikirnya kearah Iman itu tidak logis dan jauh dari rasional.  jadi jangan pernah berbicara rasional atau logis mengenai agama sebab ketidaklogisan atau ketidakrasionalan agama akan diklasifikasikan sebagai kuasa Tuhan yang biasa disebut mujisat.  ketika ada agama yang menyebutkan ada mujisat, berarti agama itu tidak rasional.

Coba semua kejelekan yang kamu cari di agamaku kamu coba cari diagamamu.  pasti ada, sebab semua kitab yang ada bukan Tuhan langsung yang tulis, tapi memalui perantara manusia, sedangkan manusia tempat hilaf dan lupa, tentunya pasti ada yang ditambah atau dikurangi.  kalau kamu belum menemukan, berarti kamu belum mendalami, sebab agama yang masih memakai kata mujisat pasti agama tidak rasional dan logis.   Sudah cintailah  Tuhanmu dengan aturan yang menurutmu dari Tuhanmu, dan akupun demikian, sebab mahluk yang berjuluk" Tuhan" saja sudah tidak rasional, jangan pake ilmu  Taqia mu, jujurlah kepada diri sendiri adalah hal yang lebih baik.  Jangan lupa "Tuhan" adalah mahluk yang di percayai dengan iman bukan dengan Logika atau rasional.
Pembicaraan selesai, dimukanya ada sedikit perubahan, semoga paham agama yang kamu dan saya anut tidak rasioanal dan jangan menjelekkan agama dengan landasan rasional. Dan agamamu adalah agamamu dan agamaku adalah agamaku.  Jangan jadi permusuhan karena Agama.  Malu sama Tuhan.

Sunday 15 December 2013

Nengok Om Gita "Ayo Gita Bisa".


Melihat webside  http://www.ayogitabisa.com/berita-gita/cara-hongkong-berantas-korupsi-tangkap-koruptor-di-tempat-umum.html?utm_source=merdeka&utm_medium=stories&utm_campaign=ayogitabisa
Disini saya melihat beliau memakai politik pencitraan diri lagi.  lumayanlah beri contohnya juga pakai negara Cina, agar terlihat garang dan tegas.  Hati-hati ambil contoh Pak, cina komunis, korupsi berarti mati, ngak ada debat berdasarkan Agama untuk hukuman mati disana.
Aku tertarik mendalami beliau, Tapi baru melihat komentarnya saja, jika dilihat lebih dalam kegarangan dan ketegasan tidak terpampang di kalimat-kalimatnya dalam mengomentari sesuatu.  apalagi jika melihat wajahnya ,terlihat sebagai seseorang yang penuh jiwa kebapaan dan penuh dengan toleransi, sedangkan kebanyakan toleransi adalah bibit lemahnya seseorang.  jika kegarangan dan ketegasan memang dimiliki beliau, kenapa ngak mundur aja ketika keputusan impor tidak sesuai dengan kegarangan dan ketegasan yang menurutnya dimilikinya.  Jangan tanggung,  tidak setuju ya mundur, dan bikin arus sendiri, kan selogan beliau "GITA 2014 BERANI LEBIH BAIK".  jadi harus berani mundur dengan tegas dan garang.
Apalagi kalimat slogan pencucian otak yang Beliau pake seperti:
" kita semua lebih berani, lebih kuat, dan lebih cerdas dari yang kita kira" dengan gambar pakaian rapih berdasi dan senyum lebar.
Bagaimana dengan Orang Ideot? orang yang dilahirkan dengan cacat otak bawaan? pemakaian bahasanya terlalu memperkosa Bahasa Indonesia.

Saya beberapa hari lalu melihat gambar Mbah Harto di mobil angkutan umum dan di papan reklame pinggiran jalan isinya:
" Apakabar? bagaimana hidupmu? lebih baik jamanku Toh".
Ya menurutku kalimat ini benar.  dulu murah, dulu istilah KKN marak,  sekarang sudah ngak disebut lagi karena sudah terlalu parah. dulu korupsi terkonsentrasi di Cendana dan kerabatnya. sekarang sudah tersebar kemana-mana.  dulu negara tetangga tidak berani bermain-main dengan Indonesia, sekarang jadi bahan pelecehan.  Apa yakin Pak Gita bisa sehebat Soeharto?.  
Soerharto berani tegas dan garang, Kriminalitas tinggi, Petrus (penembak misterius) bereaksi, semua orang bertato garang dimusnahkan.  ya dulu militer diatas angin memang terasa apalagi ada DOM, itu juga cukup mencorenghati, namun Dijamin negara tidak akan pecah seperti jaman Habibi.  
Patokan Pak Gita Bisa Lebih Baik itu apa? apa lebih baik dari SBY?, Soeharto? Habibi? Dll.  kalau main statistik kayak SBY ya susah juga, statistikkan bahan permainan orang elit untuk mempermainkan orang yang tidak mengerti bahan yang dibuat statistik.
Saya ingat seorang petinggi negara tetangga memberikan nasehat, untuk mengembalikan Indonesia ke jaman kejayaannya ya Indonesia membutuhkan Soeharto baru.  Saya tidak heran komentar ini sebab sekarang sudah terbukti juga masih banyak kesusahan walaupun statistiknya makin bagus, apalagi Presiden Mendapatkan Piagam Perdamaian dari Luar negeri, inikan berarti apapun yang terjadi di Indonesia Luar ngeri setuju dan memang tidak ada lebih baik dari sekarang.  Yang menilai punya maksud politik, yang menerima penilaian juga bangga.  Jika Pak Gita Wiryawan Berani dan Tegas, Buktikan, tidak sesuai mundur, tidak sepakat keluar dari meja rapat.  Itu baru berani dan tegas.  Kalau bermain dengan kalimat yang terbiasa memakai "Ganevo ala Jawa", ya menangislah Ibu Pertiwiku yang sudah lelah meringis.