Pengumuman

Selamat datang, jika terbantu dengan artikel, tolong click IKLAN yang ada untuk saya, terimakasih atas kebaikannya. jika ada yang di tanyakan silahkan langsung email ke taringdoberman@yahoo.com; welcome, have a nice reading, Please click commercial for me if you found my article is usedfull for you, you can contact me at taringdoberman@yahoo.com to share anything

Monday, 16 March 2015

Rajah Hidup


Taman kuburan terlewat sudah,
dalam khayalan aku bergumam indahnya kematian sebab semuanya sudah berlalu begitu sepi dan hening lamunku.
Tiupan angin keras pinggir pintu melenakan aku dalam segalanya
Dalam Beberapa saat laju bus berjoget genit bringas di jalan tol yang padat, colekan sedikit kasar kondektor bus mengembalikan nyawaku ke kedeudukannya.
Aku terlahir dari keluarga cadas dan membuatku cadas
Berdirinya aku dengan muka bengis dendam cukup membuatnya gemetar dan meminta maaf karena kekasarannya seiring sebelum kepalan tangan ini hampir mengenai wajahnya yang juga terlihat susah Lembaran 20 ribuan berpindah ketangannya,
Entah kenapa dia tidak mondar mandir setelah itu layaknya kondektur,
sukurlah begitu sebab aku berniat mengait kakinya dan menghujamkan tanganku ini di muka susahnya kalau dia keberatan dengan kaitan kakiku.
Sesusah apapun itu tidak ada hakmu membuat orang lain ikut susah jawabku dalam hati.

Hari ini aku tergeram meradang, sedari pagi semua sisi hidup ini memancingku untuk memuntahkan muak dan racun yangkutahan yang mulai bengalir turun naik di tengorokanku.
Aku berharap ada yang menembakku atau memotong kepalaku ini sabab aku mau berhenti menjadi pemberang, tolong bersikap biasalah ke padaaku wahai alam.
Jatibening-jatibening, teriak supir disampingku, bergerak lincah aku melompat dan berlari menuju tempat tinggal dimana aku bermukim.
Tiga tahun lamanya aku meninggalkan kampung ini demi mimpi kini mudah-mudahanan dapat tersenyum hari ini mimpiku.
Sebelum sampai dirumah, warteg tempatku makan kusinggahi Sebentar untuk sekedar menyapa.
Memang nasibku jelek, racun-racun mengenai rumahku semenjak perantauan ini mengalir di telingaku di warteg itu.
Dia teman main dari kecil dan kecil kemungkinan dia berbohong nengenai ceritanya.
Ku pukul kepalaku dengan kedua tanganku sampai pening.
Benturan kepala ke sudut warteg itu sementara dapat menenangkan aku kurang lebih sejam, aku pingsan.

Di balik jeruji ini aku bersukur, sebab aku terkungkung disini tanpa sedih atau susah, tidak mau keluar lagi dari sini pikirku dalam hati.
Gigi yang patah, hidung berdarah kurasa nikmat selepas perkenalan penghuni penjara tadi malam Sebab kabar itu lebih perih kedalam hati.
Kalau dia punya nyawa dua, kubunuh di dua duanya, sampai di neraka pun akan kubunuh dia, tekatku dalam hati terdalam sebagai salam perpisahan hari untuk menutup mata hari ini.
Terimakasih penjara seumur hidup untukku parahakim yang budima, aku merasa lebih nyaman di balik jeruji ini.